Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Minggu, 18 Juli 2010

Ditemukan 3.666 Tabung Gas Tak Layak Pakai


KARAWANG, ReALITA Online Dinas Perdagangan Perindustrian dan Tamben Kabupaten Karawang, Jawa Barat, melalui tim yang terdiri dari: pertambangan, perindustrian perlindungan konsumen, dan Hiswana Migas, menemukan 3.666 tabung gas elpiji tak layak pakai.

KABID Pertambangan Disperindag Kabupaten Karawang, Hasanudin, tabung tak layak pakai tersebut ditemukan saat melakukan inspeksi mendadak di empat Stasiun Pengisian Bahan Elpiji (SPBE) dan 20 distributor tersebar di Karawang. Tabung berjumlah 3.666 unit berukuran 3 kg dan 12 kg. Kemudian tabung tersebut langsung disegel dan dikembalikan ke Pertamina.

Saat sidak berlangsung, sebagian besar tabung itu tampak bagus, termasuk catnya masih baru. Akan tetapi, setelah dilakukan pengetesan melalui rendaman, baru diketahui kalau tabung tersebut tak layak pakai. "Tabung seperti ini, tidak boleh diedarkan ke masyarakat. Harus dikembalikan ke Pertamina. Bila masyarakat memiliki tabung tak layak pakai, silakan kembalikan ke agen supaya ditukar tanpa dipungut biaya," Hasanudin menjelaskan.

Dikuinya, antisipasi terkait dengan munculnya ledakan tabung gas akibat tidak memenuhi standar yang ditentukan. Pihaknya masih menemukan berbagai kendala yang hanya terbatas pada pengawasan melalui pemantauan lapangan tanpa ada kewenangan untuk penyitaan. Karena itu, saat menemukan tabung yang tak layak pakai, pihaknya hanya mengimbau suapaya tabung tidak diedarkan kepada konsumen.

“Bisa saja tabung tak layak pakai itu tidak dikembalikan, tapi sekadar dipoles untuk diedarkan ke kepada konsumen lagi. Jadi bukan hanya sosialisasi yang belum efektif, tapii pengawasan pun dirasakan belum maksimal," kata Hasanudin.

Kabid Perindustrian Disperindag Tamben Kabupaten Karawang, Maksum Hambali, juga masih menemukan kendala, seperti keterbatasan alat dan tenaga. Akibatnya, pengawasan terhadap kualitas tabung tidak berjalan efektif.

Apalagi pendistribusiannya memakai sistem silang, juga lebih menyulitkan lagi. Produk di satu daerah, misalnya, didistribusikan ke Jakarta atau daerah lain dan sebaliknya. "Jadi untuk aman menggunakan gas elpiji, sebenarnya masih banyak yang perlu dipersiapkan. Tidak hanya sekadar elpijinisasi atau peralihan dari minyak tanah ke gas elpiji," jelas Maksum.

Berdasarkan pemantaun di lapangan, cara aman menggunakan gas elpiji masih mencemaskan masyarakat Karawang. Ditambah lagi belum mengenali secara cermat tabung serta segala bentuk peralatan--banyak tidak menggunakan label SNI penyebab kebingungan warga. Bencana ledakan tabung gas kini menghantui warga, akhirnya tidak sedikit warga terpaksa kembali menggunakan kayu bakar, seperti di Rengasdengklok.

"Warga bingungpak, sudah direpotkan kenaikan harga sembako dan listrik, ditambah lagi ledakan gas. Sebentar lagi menjelang Ramadan," keluh Jiun dan Ttaufik warga Poponcol Kulon. (esi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar