Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Jumat, 06 Mei 2011

Golkar Jamin Kadernya Bebas Pengaruh NII KW 9

JAKARTA, ReALITA Online — Partai Golkar menjamin bahwa partai tersebut bersih dari kader NII KW 9. Partai tersebut mengharuskan setiap kadernya setia terhadap Pancasila.

"Iya,bersih dari NII KW 9. Siapa yang berani merongrong Pancasila, Partai Golkar akan di depan untuk membela Pancasila. Kalau merasa kader Golkar tapi merongrong Pacasila, berarti dia bukan kader Golkar," kata Sekjen Partai Golkar di kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Nely Murni, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (6/5/2011).

Idrus mengatakan, Golkar selalu mengedepankan ideologi Pancasila sebagai dasar perjuangan. Pancasila merupakan ruh semangat dan siapa pun yang masuk Golkar harus menghargai ideologi tersebut.

"Ketika bicara tetang ideologi tidak ada tawar menawar. Golkar tidak ingin memenangkan partai dengan mengorbankan ideologinya," tandas dia.

Idrus juga meminta agar penegak hukum mengambil tindakan tegas terhadap kegiatan NII KW 9 yang telah meresahkan masyarakat. Untuk membentengi masyakarat--perlu diterjunkan da'i pembangunan pemberi pencerahan agama yang sesuai Al-Quran dan Hadist.

"15 Mei mendatang ada Muktamar Majelis Dakwah Indonesia dan bagian yang akan dibicarakan bagaimana menggelorakan da'i-da'i pembangunan," ia menambahkan.

Sebelumnya, Menteri Peningkatan Produksi NII KW 9 tahun 1997-2003, Imam Supriyanto, saat diterima Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso, di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Senin (2/5/2011) mengatakan, NII sengaja merekrut banyak mahasiswa, kampus, birokrasi, bahkan partai politik seperti Golkar, Demokrat dan beberapa partai lain. Menurutnya, misi NII KW 9 adalah di 3 bidang, yakni politik, pendidikan dan ekonomi. detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar