Selain dengan memaksimalkan petugas keamanan internal, pengelola Bandara Soekarno-Hatta juga meminta bantuan Kepolisian Republik Indonesia. Sebanyak 2.000 hingga 3.000 anggota polisi dikerahkan untuk menjaga bandara.
“Kami mengapresiasi teman-teman yang menyampaikan aspirasi. Itu hak teman-teman. Tapi, kan kami juga mesti bertanggung jawab terhadap keamanan dan kelancaran operasi di bandara,” kata Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II --pengelola Bandara Soekarno-Hatta--, Hari Cahyono, kepada VIVAnews.com di Jakarta, Minggu, 1 Mei 2011.
Penambahan kekuatan pengamanan bandara, Hari menambahkan, sama sekali bukan bermaksud untuk melarang masyarakat untuk berdemonstrasi. Upaya itu untuk mengantisipasi agar aksi massa itu tidak sampai masuk ke bandara, sehingga berisiko mengganggu aktivitas layanan penerbangan.
“Kalau nanti para demonstran mau masuk ke lapangan, kami akan ajak dialog dulu. Bahwa demo di bandara itu tidak boleh karena hal itu sudah diatur undang-undang,” kata Hari.
Tapi, Hari melanjutkan, apabila massa tetap memaksa masuk bandara, urusannya dengan pihak kepolisian.
Adapun lokasi yang jadi konsentrasi penjagaan aparat keamanan, yakni gerbang masuk Bandara Soekarno-Hatta atau pintu tol terakhir menuju bandara dan pintu M1 atau pintu belakang bandara.
“Mohon pengertian teman-teman. Karena bandara ini harus tetap jalan, kalau sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, tentu dunia akan menyorot kita,” tuturnya.
Sebagai bentuk kepedulian Angkasa Pura II terhadap demonstran, Hari mengungkapkan, saat ini pihaknya telah menyediakan panggung gembira yang terletak di Lapangan Satrudal TNI AU. Lapangan ini terletak sekitar dua kilometer dari pintu M1.
“Di sana, kami menyediakan air minum dan snack. Mudah-mudahan bisa membantu teman-teman yang kelelahan karena demonstrasi," ujarnya. VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar