Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Rabu, 04 Mei 2011

Perampok Semakin Nekat, Polisi Bersenjata Disikat

JAKARTA, ReALITA Online — Aiptu Iwan Junawa mengendarai sepeda motor dan membonceng Hanafi degan cepat dari stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) di Jalan Wibawamukti, Kelurahan Jatiluhur, Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (2/5/2011) sekitar pukul 10.00, hendak menyetor uang hasil penjualan BBM sejumlah Rp 81 juta ke bank di Pasar Jatiasih. Uang yang disimpan di bagasi di bawah jok sepeda motor.

Baru berjalan sekitar 500 meter dari SPBU 34-17418 tersebut,Iwan dan Hanafi dipepet tiga sepeda motor yang dinaiki enam orang. Sedangkan tiga orang yang membonceng bersenjata golok, dengan cepat seorang perampok membacok tangan kanan Iwan. Petugas Balai Kemitraan Polisi Masyarakat Komsen ini pun kehilangan kendali, sehingga terjatuh bersama Hanafi. Perampok itu dengan cekatan membongkar jok, menemukan dan mengambil semua uang, lalu secepat kilat melarikan diri.

"Kayaknya kami sudah diincar," kata Hanafi seusai pemeriksaan di Kepolisian Sektor Jatiasih.

Iwan yang membawa pistol sempat melepaskan tembakan. Namun, tembakan Iwan meleset dan justru mengenai paha kanan seorang ibu yang melintas dengan sepeda motor.

"Ibu yang tertembak itu warga Jatiasih dan telah dioperasi dengan biaya kami tanggung," kata Kepala Polresta Bekasi Kota Komisaris Besar Imam Sugianto.

Ibu itu tidak terkena tembakan langsung, tetapi pecahan peluru. Ia sempat tidak menyadari dirinya terkena pecahan peluru. Operasi pengambilan pecahan peluru dilaksanakan di Rumah Sakit Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Salahi prosedur

Menurut Imam, pengawalan seorang diri dengan sepeda motor sebenarnya menyalahi prosedur pengamanan. Cara itu dinilai kurang aman. Yang ideal atau aman, SPBU meminta dua polisi dan menyediakan mobil untuk mengawal pegawai yang akan menyetor uang ke bank. Sepeda motor yang dipakai Iwan untuk mengantar Hanafi ke bank ternyata milik SPBU. "Kami akan periksa petugasnya," kata Imam.

Sebelum diperiksa terkait dengan dugaan kesalahan prosedur itu, Iwan diberi waktu untuk beristirahat dan memulihkan diri. Meskipun demikian, setelah luka-luka Iwan diobati di RS Sukanto, sempat memberikan keterangan kepada penyidik Satuan Reserse Kriminal Polresta Bekasi Kota terkait dengan ciri-ciri komplotan.

Kota Bekasi rawan

Perampokan itu menandakan kejahatan dengan kekerasan masih rawan terjadi di Kota Bekasi. Warga lebih baik waspada. Siapa pun itu, entah kaya, miskin, polisi, pegawai, atau warga biasa, semua bisa menjadi korban.

Perampokan pada pagi hari saat lalu lintas ramai juga menandakan komplotan semakin berani. Warga yang melihat perampokan pun tidak bisa menolong korban karena takut dilukai komplotan bersenjata.

Di Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi tercatat 11 kasus pencurian, perampokan, dan pembunuhan dalam sebulan terakhir. Dalam sebulan itu tiga orang tewas, sedangkan enam orang terluka.

Salah satu korban tewas akibat perampokan adalah Lili Candra (39). Pengojek sepeda motor itu tewas ditikam penumpang berambut gondrong yang mencoba merampas kendaraannya di Kampung Pekayon RT 01 RW 01, Kelurahan Pekayonjaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kamis (28/4/2011) pagi.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bekasi Kota Komisaris Dedy Murti mengatakan, Lili tewas dengan luka di punggung, dada, dan tangan akibat melawan. "Salah satu luka tembus paru-paru," ujarnya.

Adapun kasus perampokan dengan korban terluka dialami Dodok Prambudi (36) pada Senin (25/4/2011) siang. Komplotan perampok berpistol itu merampas tas berisi uang Rp 15 juta dan menembak paha kiri korban di Jalan Raya Setiamekar, Desa Setiamekar, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Yudi Ambarita, seorang saksi mata, melihat korban melaju dengan sepeda motor dan tiba-tiba dipepet dari belakang oleh dua sepeda motor sehingga korban berhenti. Komplotan memaksa korban menyerahkan tas, tetapi korban melawan sehingga terjadi keributan.

"Perampok kemudian menembak," kata Yudi.

Korban rebah di tepi Jalan Raya Setiamekar, sekitar 25 meter dari gerbang PT Traya Binakayu Industri, dalam kondisi bersimbah darah. Perampok merampas tas berisi uang tunai Rp 15 juta dan kabur. Sepeda motor korban ditinggalkan begitu saja.Polisi harus bekerja lebih keras. Semua lapisan masyarakat pun harus selalu waspada.

Satu Perampok Karyawan Pom Bensin Terindikasi Polisi

Kapolresta Bekasi Kombes Pol Imam Sugianto saat ditanya wartawan di runag kerjanya, Selasa(4/5) siang mengugatakan, salah satu pelaku perampok yang membacok polisi saat mengawal karyawan Pom Bensini di Jalan wibawa Mukti, Jatiasih, Kota Bekasi, sudah teridentifikasi.

Menurut Kapolres, orang tersebut dikenali oleh anggotanya di lapangan saat melakukan pengejaran usai peristiwa. Bahkan kendaraan roda dua yang dinaiki tersangka sempat mogok di sebuah jalan.

“Mudah-mudahan saja para pelaku cepat kami tangkap. Kami juga kordinasi dengan anggota Polda Metro Jaya,” jelas Kombes Imam. RO, kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar