Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Minggu, 08 Mei 2011

Tukang Demo Dulu, Jadi Kontraktor Kemudian

KARAWANG, ReALITA Online — Syarif Hidayat awalnya muncul di lingkungan Pemkab Karawang, Jawa Barat, pada tahun 2001 adalah sebagai aktivis yang kerap mengkritisi pemerintahan Bupati H Ahmad Dadang. Kemudian menerbitkan Reportase, tabloid lokal yang juga menyoroti dugaan korupsi yang ia ketahui di Pemkab Karawang, bahkan hingga penyimpangan dalam pelaksanaan proyek. Kemudian nama Syarif Hidayat dikenal khususnya di intansi terkait. Pada tahun 2005 silam, Drs H Dadang S Muchtar terpilih jadi Bupati Karawang periode 2005-2010 dan Syarif pun masuk dalam kroninya.

Memang bisa dibilang Syarif yang akrab dipanggilan di lingkungannya Syarif Cetung kian kesohor apalagi kedekatannya dengan kekuasaan. Setiap tahun anggaran, jarang ia tidak kebagian proyek khususnya di Dinas Bina Marga dan Pengairan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang, Jawa Barat.

Diduga berkat kedekatannya itulah H Yet Kepala Dinas Bina Marga da Pengairan kini jadi tersangka dan dikerangkeng di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Warung Bambu diduga Syarif menjadi kepercayaan yang tidak jauh soal urusan fulus alias pelicin dari beberapa kontraktor yang mengerjakan proyek-proyek tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pemborong kepada ReALITA Online yang juga mengerjakan satu segmen proyek pengecoron jalan Badami-Pangkalan, bahwa Syarif Cetung yang membagikan proyek Dinas Bina Marga dan Pengairan tahun 2010. Pemborong yang tidak mau disebut namanya itu mengaku, ia sendiri membeli proyek tersebut.

Kehidupan Syarif Cetung kurun pemerintahan Dadang S Muchtar mengalami perubahan yang signifikan. Maklum, tidak sedikit pemborong di lingkungan Dinas Bina Marga dan Pengairan cemburu sosial akibat proyek-proyek di dinas tersebut harus didapat melalui Syarif Cetung. Itu pun tidak sebatas bagaimana untuk mendapatkannya, tapi uang pelincinnya yang tidak ketulungan.

Dibuikannya pemborong yang selalu diistimewakan itu, tidak sedikit kontraktor merasa lega dan mengurut dada. Sebab, harapan mereka bahwa pelaksanan proses proyek di Dinas Bina Marga dan Pengairan akan berjalan sesuai aturan dan perundangan yang berlaku.

“Saya sudah puluhan tahun jadi rekanan Pemkab Karawang terutama di Dinas Bina Marga dan Pengairan, tapi tidak seperti lima tahun sesudahnya begitu sulitnya mendapatkan proyek,” papar salah seorang pemborong yang tidak mau namanya ditulis.

Kinerja Kejari Karawang, rekanan tersebut mengancungkan jempol karena akan menyelamatkan uang Pemkab Karawang yang terkesan tak luput dari penyelewengan. Karena itu, sangat diharapkan pihak Kejari Karawang mengungkap semua proyek-proyek Pemkab Karawang yang sarat kolusi,korupsi, dan nepotisme (KKN).

“Kami mengharapkan pemborong yang sama seperti Syarip Cetung meraup keuntungan karena dekat dengan kekuasaan di antaranya: Sengwat, Mulyono cs, Endang Jengkol, Hery Mahrom, dan Endang Dirman,” paparnya.

Bukan itu saja, kata sumber di Karawang, oknum anggota DPRD Karawang yang terlibat jatah proyek-proyek Pemkab Karawang berdalih aspirasi perlu diusut tuntas. “Tidak sedikit oknum anggota dewan memperjualbelikan proyek kepada pemborong. Apalagi pada tahun anggaran 2011 setiap anggota mendapat aspirasi sebesar Rp.2 milyar. Penyimpangan pasti terjadi seperti yang terjadi kepada dua anggota DPRD Karawang dari Fraksi PDIP Pengadilan Negeri Karawang memvonis hukuman penjara. esi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar