![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsw9e8ZVLqakN2fJUeuDmlwHNyLJsoaJNYS1mcmMsm5rm8el4SN9dbuphPO6QbQ0hkiLC3LzNX0Cepu5Nt5Der5ZwF9Ue-SM95_jrQj8fa0IawlF3KVe7HHIygEmsG1WW0jj3rQkJ90-8/s320/banjir+karawang.jpg)
Bahkan, dari 30 wilayah Kecamatan, 17 Kecamatan dinyatakan rawan banjir. Karena itu, guna mengendalikan dampak banjir yang sudah dipastikan akan terjadi, Pemkab Karawang hampir setiap hari melakukan evaluasi.
Ketua Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana Kabupaten Karawang Dadang, Kamis (3/11), mengatakan bahwa yang menjadi pokok pembahasan, di samping penanggulangan, lebih utamanya faktor penyebab bencana.
Sebab, tambah Dadang, bila penyebabnya bisa diatasi, dampaknya akan berkurang, sekaligus mempermudah penanggulangannnya.
"Bencana di perkotaan berbeda dengan pedesaan. Di perkotaaan, terjadi akibat ulah manusia, yang tidak peduli lingkungan. Sedangkan, di pedesaaan, lebih cendrung akibat kerusakan dan pendangkalan saluran irigasi. Inilah yang menjadi perhatian serius kita semua. Tidak hanya pemerintah, tapi juga masyarakat," kata Dadang.
Dia menambahkan kondisi banjir di Kabupaten Karawang pada tahun lalu sebenarnya sudah sangat memprihatinkan karena ketinggian air baik perkotaan maupun pedesaan mencapai 1 meter.
Karenanya, untuk tahun ini diprediksi akan lebih memprihatinkan karena dikaitkan dengan isu siklus 5 tahunan.
"Isu ini sesungguhnya membuat banyak masyarakat resah. Tapi, dengan berbagai antisipasi yang sudah dilakukan, mudah-mudahan tidak separah yang dibayangkan," tambah Dadang.
Keterangan lain diperoleh, ketika musim hujan tahun lalu ( 2010), Kabupaten Karawang termasuk salah satu daerah yang mengalami bencana banjir cukup berat. Sebab, selain melanda 17 kecamatan, ketinggian banjir mencapai 50 Cm- 100 Cm.
Banjir tidak hanya menggenangi rumah- rumah warga, tapi juga memporak-porandakan persawahan yang telah ditanami padi. Karena itu, petani mengalami kerugian cukup fatal karena gagal panen. micom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar