Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Sabtu, 05 November 2011

Pepi Pernah Korwil NII Bekasi dan Karawang

JAKARTA, ReALITA Online Mantan Menteri Negara Islam Indonesia (NII) Imam Supriyanto tak memungkiri, tersangka dalang teror bom buku dan bom di Serpong, Pepi Fernando 32 tahun. Dia pernah menjadi bagian organisasi NII.

"Yang saya pahami (Pepi Fernando), memang seperti itu. Pimpinan Pepi adalah almarhum Abdul Rasyid alias Husein," kata Imam Supriyanto kepada tribun, Jumat (04/11/2011).

Abdul Rasyid alias Husein, diakui Iman, adalah mantan pembinanya dulu, saat kuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

Pepi, menurut Imam, saat aktif di NII pernah menjabat koordinator wilayah Bekasi, Karawang, serta Subang bagian Pantai Utara (Pantura). Dimata rekan-rekan Pepi, ujar Imam, disalahkan, termasuk oleh pemimpinnya (Abdul Rasyid).

Abdul Rasyid, pemimpin Pepi di NII, cerita Imam lagi, kemudian dipecat oleh Panji Gumilang. Abdul kemudian aktif melalui faksi Tahmid dan diberi tanggungjawab memimpin Sumatera dan Malaysia.

"Saya pernah dipertemukan dengan Pepi oleh beliau di belakang Pasar Ciputat. Saya nggak tahu persis, kapan Pepi masuk NII. Tapi, kalau pembinanya (Abdul Rasyid) sejak tahun 1980-an, kemudian memisahkan diri tahun 90-an," Imam menuturkan.

Imam bercerita lagi, Pepi keluar dari NII karena merasa jenuh. Apa yang dilakukan Pepi, dianggap teman-temannya sebuah ijtihad kelompok muda yang merasa jenuh mengikuti garis perjuangan kelompok (NII) tua.

Pepi, oleh kelompok tua, dianggap sudah keluar prosedur. Namun, ia keluar dengan alasan NII tidak radikal.

Sebelumnya, Pepi mengaku aktif di organisasi bawah tanah ini sejak 1998. Pepi, menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar, memutuskan untuk keluar dari organisasi ini karena NII dinilai tidak radikal.

Pepi menuturkan, tak merasa korban cuci otak NII. Pepi meninggalkan NII karena merasa sudah tidak sesuai dengan ideologi. Tribunnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar