Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Jumat, 06 Mei 2011

Penuh Luka Pukul dan Sundut, Bocah Korban KDRT Kabur dari Rumah

YOGYAKARTA, ReALITA Online — Seorang anak umur sekitar 7 tahun menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kedua orangtuanya sering menyiksa dengan kekerasan. Di sekujur tubuh Dimas (bukan nama sebenarnya) itu penuh bekas luka seperti pukulan dan sundutan rokok. Bibirnya juga sempat dilukai dengan gunting oleh orangtuanya.

Dimas yang saat ini sekolah kelas I sebuah Sekolah Dasar di Bantul itu berhasil melarikan diri dibantu warga sekitar yang menjadi tetangga korban. Oleh warga, dia kemudian diserahkan kepada Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di Sleman Provinsi DI Yogyakarta. Saat ini Dimas tengah menjalani perawatan untuk pemulihan fisik dan trauma psikologis di sebuah tempat di bawah pengawasan LPA sejak akhir bulan April lalu.

"Tubuh anak tersebut masih banyak bekas luka. Bibir atas dan bawah pernah digunting oleh orangtuanya," kata Kepala Bagian Hukum LPA, Pranowo kepada wartawan, Kamis (5/5/2011).

Selain itu lanjut dia, ada bekas luka pukulan serta luka bekas sundutan rokok dibagian kaki serta kemaluan. Di bagian kaki kiri ini menurut pengakuan anak tersebut juga pernah dipukul bapaknya dengan joran pakai pancing fiberglas.

"Anak ini masih takut untuk pulang ke rumah atau bertemu kedua orangtuanya. Takut dihajar. Dia merasa tenang dan senang bersama kami," kata Pranowo.

Menurut pengakuannya kata Pranowo, penyiksaan telah berlangsung lama. Kedua orangtuanya sering memukul tanpa alasan yang jelas. Bahkan anak tersebut juga pernah disuruh mengamen dijalan. "Korban adalah anak nomor dua dari dua bersaudara," katanya.

Berdasarkan penulusuran tim LPA, kedua orangtuanya tinggal di wilayah Bantul dengan mengontrak rumah. Kedua orangtuanya berasal dari sebuah kota di Jawa Tengah. Diduga kedua orangtuanya yang berinisial H (ayah) dan A (ibu) itu sengaja pindah ke Yogyakarta untuk menghindari orang yang hendak menagih hutang.

"Kami menduga persoalan di rumah korban karena masalah ekonomi, tapi anak yang kemudian jadi luapan emosi. Kami sampai saat ini juga belum ketemu orangtuanya karena rumah di Bantul juga kosong. Yang penting kondisi anak ini pulih dulu," katanya. detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar