Puluhan Ribu Pencari Kerja di Subang tidak Terserap

SUBANG, ReALITA Online — Puluhan ribu angkatan kerja di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, hingga akhir April 2011 masih belum terserap mendapatkan pekerjaan. Para pengangguran tersebut pada umumnya laki-laki.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten.Subang, Ade Rusmana, mengungkapkan hal tersebut kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (3/5).”Berdasarkan data yang kami miliki jumlah pencari kerja di Kabupaten Subang mencapai 14 ribu orang. Data itu diperoleh berdasarkan jumlah peminta kartu kuning, “ jelas Ade.

Menurut dia, para pekerja itu rata-rata berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Sebagian besar dari mereka bahkan tidak memiliki keterampilan kerja khusus, sehingga mereka tidak terserap oleh bursa pekerjaan yang ada di Kabupaten Subang.

Selain alasan tersebut, lanjut Ade, jumlah lowongan kerja di Subang untuk kaum pria memang sangat terbatas. “Selama ini lowongan pekerjaan lebih banyak bagi kaum wanita, sehingga kaum laki-laki tersisihkan,” uajranya.

"Sampai akhir April lalu, jumlah pencari kerja mencapai angka 3.196 orang. Sedangkan yang diterima hanya 299 orang," terang Ade.

Sementara data tahun 2010 menunjukan angka pencai kerja mecapai 18.601 orang dan 70 persen diantaranya adalah kaum perempuan. Dari jumlah pencari kerja sebanyak itu, yang bisa terserap di perusahaan-perusahaan yang ada di Kab. Subang hanya 6.617 orang, yang tersalurkan ke luar negeri sebanyak 214 orang, dan yang terserap menjadi PNS hanya 234 orang.

Dia lebih lanjut memaparkan, jika diakumulasikan jumlah pencari kerja dari tahun 2010 hingga akhir April 2011 masih tercatat ada 14 ribu orang. Kuat dugaan hingga saat ini mereka masih menganggur atau mencari peluang usaha lain selain menajadi karyawan atau buruh.

Ade mengatakan juga, ledakan jumlah pengangguran tersebut dipastikan bertambah banyak seiring dengan segera lulusnya ribuan pelajar kelas III SLTA yang baru saja menyelesaikan ujian. Sebab, berdasarkan informasi dari Dinas Pendidikan setempat, para lulusan SLTA yang mampu melanjutkan ke Perguran Tinggi hanya sekira 20 persen dari total semua lulusan.

Menurut dia, untuk meminimalisasi jumlah pengangguran, pihak Disnakertrans Subang berupaya keras membuka ruang dan lowongan kerja dengan mempersiapkan para tenaga ahli melalui jalur kursus-kursus yang dibiayai pemerintah pusat dan daerah. "Tapi, jumlahnya setahun tak lebih dari 300 orang," kata Ade.

Dia menyebutkan, jumlah perusahaan kecil, menengah dan besar yang ada di Subang yang tercatat sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Perusahaan (WLP), jumlahnya 350 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 64 ribu orang dengan 32 ribu di antaranya bekerja di sektor garmen. Sementara populasi penduduk Kabupaten Subang saat ini sudah mencapai angka 1,5 juta jiwa.

Sementara itu, sejumlah pencari kerja mengeluhkan masih adanya praktik percaloan saat mereka mencari kerja. Para calo tersebut pada umumnya berada di sekitar pabrik yang merekrut ribuan tenaga kerja dengan keahlian yang minim.

”Menurut informasi yang saya terima, untuk bisa bekerja di pabrik garmen kami harus mengeluarkan uang pelicin sbesar Rp 400 ribu per orang untuk pekerja wanita, dan Rp 2 juta bagi pekerja laki-laki,” ungkap Usman, salah satu pencari kerja ketika hendak menyerahkan lamaran ke sebuah pabrik germen di Desa Manyeti, Kecamatan Dawuan. Esi, PRLM.