Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Sabtu, 21 Mei 2011

Tangsel Ajak Jakarta dan Wilayah Penyangga Berunding

TANGERANG, ReALITA Online — Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, mengajak pemerintah DKI Jakarta dan wilayah penyangga seperti Provinsi Banten, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Depok, Bogor, dan Bekasi untuk berunding menyelesaikan dampak negatif dari kebijakan pembatasan kendaraan angkutan barang di tol dalam kota Jakarta.

Kebijakan untuk mengurangi kemacetan ibu kota Jakarta yang sudah berjalan hampir dua pekan, itu dinilai merugikan wilayah penyangga Jakarta, yakni kemacetan makin parah dan banyak jalan rusak karena banyak dilalui truk yang menghindari jalan tol dalam kota.

"Jika tidak dipecahkan, permasalahan ini akan berdampak luas ke segala sektor," ujar Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Tangerang Selatan, Tito Satrio, Jumat, (20/5/ 2011).

Dinas Perhubungan Tangerang Selatan telah menyebarkan undangan kepada Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Selatan, Polres Kota dan Kabupaten Tangerang, Polres Bogor, Depok dan Bekasi, Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Dinas Perhubungan dan Dinas PU Bina Marga Kota dan Kabupaten Tangerang, Dinas Perhubungan dan PU Bina Marga Depok, Dinas Perhubungan dan Pu Bina Marga Bogor, Bekasi serta Pemerintah dan DPRD Provinsi Banten.

"Intinya kami mengajak Jakarta dan wilayah penyangga lainnya untuk duduk bersama mengevaluasi dan berkoordinasi mengatasi masalah kemacetan dan dampak lain yang ditimbulkan dari pembatasan truk ini," kata Tito.

Menurut Tito, pertemuan akan dilaksanakan pada Senin, (23/5) di aula kantor Wali Kota Tangerang Selatan yang saat ini masih menumpang di Kantor Kecamatan Pamulang.

Di Tangerang Selatan, kata dia, jalan yang paling parah kerusakannya adalah Jalan Raya Serpong. Jalan sepanjang 12 kilometer yang menghubungkan Kota Tangerang dan Tangerang Selatan ini menjadi jalur alternatif kendaraan pengangkut barang dari Merak maupun Jakarta selama pembatasan truk diberlakukan.

Untuk menghindari tol dalam kota, truk dari arah Merak keluar tol Tangerang melewati Jalan Raya Serpong kemudian kembali masuk tol BSD. Begitu juga dengan truk dari arah Jakarta, keluar tol BSD melewati Jalan Raya Serpong dan kembali masuk ke tol Tangerang menuju tol Tangerang-Merak.

Ramainya truk yang mampir di jalan-jalan Tangerang Selatan ini cukup menganggu masyarakat setempat. "Kami banyak menerima pengaduan, terutama warga perumahan yang tidak siap dengan kehadiran banyak truk itu," ujarnya. esi,TEMPO Interaktif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar