Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Selasa, 03 Mei 2011

W Korban NII: Awalnya Diajak Ngaji, Doktrin dan Bai’at Ujung-ujungnya Gaji Dikuras

CILACAP, ReALITA Online — Wanita berusia 29 tahun mantan buruh pabrik Kahatex di Ranca Ekek Bandung, Jawa Barat, mengaku pernah menjadi korban perekrutan dan pencucian otak yang dilakukan oleh sindikat NII oknum mahasiswi salah satu perguruan tinggi dekat Ranca Ekek.

Wanita berinisial W tersebut kepada wartawan Realita Online di rumahnya di Desa Klumprit, Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap menuturkan, awalnya kehidupannya normal seperti gadis kampung lainnya. Bahkan setelah diterima menjadi karyawati di PT Kahatex pada tahun 2000, ia memang tulang punggung keluarga karena orang tuanya hanya seorang petani penggarap.

Setelah tiga tahun ia bekerja, suatu hari ia kedatangan seorang gadis memperkenalkan diri sebagai seorang mahasiswi dari perguruan tinggi paling terkenal di Bandung dekat Ranca Ekek. Kemudian, W setiap hari diajak belajar agama dan berkumpul dengan komunitas NII.

Wanita polos ini selepas belajar Agama (ngaji), selalu diajarkan tentang ajaran NII yang mengarah doktrinasi. Tak lama setelah mengikuti pengajian, papar W lebih lanjut, dirinya didoktrin harus mengikuti semua perintah teman-teman di NII.

Pada suatu malam sepulang kerja, kata W, tempat kostnya ia diajak ke perwakilan NII naik kendaraan roda empat dengan mata tertutup sampai tiba di perwakilan NII. Namun, setelah tutup mata dibuka, W baru mengetahui kalau dalam satu mobil ada 6 orang gadis. Dan ia baru mengetahui jika alamat yang dituju adalah daerah Sukabumi.

Menurut pengakuan W, di perwakilan NII ia didoktrin kembali dan otaknya dicuci dengan ritual yang ia tidak ingat lagi. “Setelah itu saya dibai`at (sumpah/janji) untuk setia kepada NII dan menyerahkan semua (dana/uang) apa yang diminta NII,” ungkapnya.

Anehnya, ucap, dia, setelah otak saya dicuci dan di bai`at, saya malah menganggap orang tua beserta keluarga saya sendiri adalah kafir. “Apalagi orang-orang di luar NII juga kategori kafir, sehingga mengambil harta orang tua atau keluarga untuk kepentingan NII adalah halal. Walaupun dengan mencuri sekalipun. Sepulang dari Sukabumi, gaji yang saya terima diminta semua dan saya hanya diberi uang makan plus jajan Rp. 6.000 per hari. Dan saya diharuskan berpindah-pindah tempat kost,” tuturnya lagi.

Diakuinya, selama 2 tahun hidup dalam lingkaran NII, orang tua dan keluarga gencar mencari saya. “Anehnya, saya tahu mereka. Tetapi saya lebih takut ke NII, sehingga saya selalu menghindar bahkan dua kali lebaran tak boleh pulang,” kilahnya.

Menurut W, untunglah Ras nama samaran kakak sepupu W menemukan dia, lalu diajak ke kosnya dan dipaksa untuk mengikutinya. Akhirnya lambat laun, ujar dia, mulai normal kembali.

Namun demikian, pada awalnya W selalu takut pisah dengan NII karena selalu menghampirinya bahkan diawasi oleh orang-orang yang ia tak kenal. Bukan itu saja, W pernah dikunjungi dan diajak bergabung kembali dengan NII,”Tetapi saya menolak,” katanya.

Kini setelah W menikah dengan pria pilihan guru spiritual orangtuanya, W merasa terbebas dari NII. Setelah menikah, W mengundurkan diri dari PT Kahatex.

Wanita desa nan polos itu mengharapkan kepada rekan-rekan wanitanya yang masih bekerja di perusahaan industri supaya menjauhi sindikat NII yang diduga perekrutnya adalah mahasiswi perguruan terkenal dekat Ranca Ekek. Bahkan bagi yang sudah terlanjur masuk dalam NII supaya segera keluar dan meninggalkan untuk selamanya.

“Saya bersyukur telah kembali ke ajaran yang benar berkat hidayah Allah Subhanahu Wata`ala sebagai lantarannya adalah Ras, sekaligus istri guru spiritual keluargaku,” tandas dia. Sudirin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar