Laman

HARTATI DIDUGA MENYUAP UNTUK JEGAL BISNIS ANAK AYIN *** DUA ANAK BUAH HARTATI MURDAYA TERANCAM LIMA TAHUN PENJARA *** ATURAN RSBI HARUS LEBIH RASIONAL DAN REALISTIS *** WASPADA, BANYAK JAMU DICAMPUR BAHAN KIMIA OBAT! *** BNPT: 86 % MAHASISWA DI 5 UNIVERSITAS TENAR DI JAWA TOLAK PANCASILA *** BNPB ALOKASIKAN RP80 MILIAR UNTUK PENANGGULANGAN KEKERINGAN ***

Jumat, 04 November 2011

Dinkes Kota Bekasi Butuh Waktu Cari Data 2 Balita Meninggal

BEKASI, ReALITA Online — Dinkes Kota Bekasi,Jawa Barat, masih belum bisa menyimpulkan penyebab kematian balita Hanif M Husnaya (3) dan Isma Nur Fauziah (3) yang sama-sama meninggal beberapa hari program pascavaksinasi Pekan Imunisasi Campak dan Polio 2011. Dinkes membutuhkan tambahan waktu untuk investigasi guna mendapatkan fakta dan data yang lebih akurat.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Anne Nur Chandrani Handayani, mengatakan, tambahan waktu dibutuhkan karena pihaknya belum mendapatkan data yang lengkap. “Semestinya paling lambat 24 jam pasca laporan kasus, kami sudah melaporkan tindak lanjutnya. Tapi karena belum rampung, hari ini kami kembali menerjunkan tim untuk mencari data dari petugas Posyandu pelaksana imunisasi . Sementara Rabu kemarin, kami baru meminta data dari rumah sakit tempat kedua balita tersebut dirawat yang akhirnya meninggal,” ucapnya seperti dikutip PRLM melalui sambungan telefon, Kamis (3/11).

Anne mengupayakan fakta dan data tersebut dapat segera terkumpul hingga bisa lebih cepat diketahui penyebab kematian Hanif dan Isma. Penjelasan penyebab yang sesungguhnya disampaikan tak hanya kepada orang tua. Tapi juga kepada Dinas Kesehatan Jawa Barat dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Kami mendapat teguran dari Kemenkes sebelum kasus ini mencuat ke media. Bukan kami terlambat menangani. Tapi karena memang tidak ada laporan yang masuk perihal tersebut. Lagipula penyebabnya belum tentu akibat imunisasi,” paparnya.

Sebelumnya dia sudah menegaskan, bahwa pemberian vaksinasi polio dan campak sekaligus kepada balita tidak akan berdampak negatif. Namun, semua orang tua yang akan mengimunisasi bayi dan balitanya hendaknya proaktif menyampaikan kondisi sang buah hati kepada petugas Posyandu.

Sebab sempitnya waktu pelaksanaan, tidak memungkinkan bagi petugas memeriksa lebih detail kondisi kesehatan setiap bayi dan balita yang mau diimunisasi. Dengan demikian, sudah sewajarnya bila orang tua yang proaktif menyampaikan bilamana ada penyakit bawaan yang diderita sang anak.

Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bekasi,Tetty Manurung menambahkan, munculnya demam merupakan reaksi yang wajar dialami oleh bayi dan balita pascaimunisasi. Sebab hal tersebut menunjukkan proses terbentuknya antibodi.

"Namun tidak berlaku umum karena yang diimunisasi belum tentu panas karena kondisi tubuh anak berbeda satu sama lain," jelas Tetty.

Hanif dan Isma meninggal seperti diberitakan sebelumnya, beberapa hari setelah divaksinasi campak dan polio sekaligus di Posyandu dekat kediaman masing-masing. Pascaimunisasi, keduanya sama-sama menunjukkan gejala demam tinggi disertai kejang. Sementara Hanif selain muntah,juga buang air besar, sedangkan Isma batuk. Hanif meninggal tiga hari setelah imunisasi, sedangkan Isma lima hari sesudahnya. Sumber:PRLM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar